Manusia Itu Hanya Penikmat Karya Cipta Dari Yang Maha Kuasa

Dikategorikan dalam Edukasi, Informasi
Merasa Bangga jika memiliki sesuatu adalah hal wajar. Apalagi sesuatu itu adalah yang kita impi-impikan, tentunya rasa bangga dan bahagia tak dapat tergantikan dengan apapun. Namun, sayangnya terkadang kita lupa bahwa itu semua adalah titipan. Titipan dari Yang Maha Kuasa.
Manusia lahir di dunia ini, tanpa membawa apapun, lihatlah bayi yang baru lahir, ia tak berpakaian, ia tak mengenakan apapun, yang ada hanya tangisan yang kita sebagai orang dewasa tak tau arti tangisan tersebut, apakah bahagia, duka atau lainnya.
Seiring bertambahnya usia, bayi tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, hingga kembali kepada Sang Pencipta, dan tanpa membawa apa-apa lagi, kecuali amal ibadahnya selama di dunia.
Terkadang kita sangat merasa bangga yang berlebihan ketika memiliki sesuatu entah itu harta maupun tahta. Seakan-akan kita sendiri yang memilikinya, apalagi jika semua itu memiliki nominal yang besar. Rasa aku punya ini, aku punya itu, ini milikku, hasil perbuatanku, semua itu melekat di diri. Seakan semua memang miliknya sendiri, dan jika ada orang yang memintanya sedikit pun dengan segeranya untuk menolaknya.
Lupa, ya…, sederhana sana, mungkin mereka lupa, lupa jika semua yang dimiliki manusia di dunia ini hanya titipan saja. Lupa jika lahir ia tak membawa apa-apa, lupa jika ada yang selalu memperhatikan dan mengawasinya, yaitu Sang Pencipta, Allah SWT.
bersyukur
Manusia itu hanyalah penikmat karya cipta dari Yang Maha Kuasa, manusia itu hanyalah pemakai titipan-Nya. Baru memiliki Mobil Sport saja sudah bangga, hingga lalai untuk memberi. Padahal Mobil Sport tak ada apa-apanya dibanding isi bumi ini. Dan tahukah? Siapa yang menciptakan Bumi ini? Ya, setidaknya kita harus menyadari hal-hal sederhana seperti itu.
Harta, Tahta, bisa saja lenyap kapan pun. Jika Allah menghendaki Mobil Sport yang mahalnya nomor satu, dalam waktu 1 detik bisa hancur. Sudah kita lihat buktinya, disana sini sudah banyak kecelakaan yang membuat semua itu menjadi tak bernilai, tak semewah, tak semahal saat membelinya. 
Ada lagi, sebuah usaha yang sangat profit, sehingga ownernya pun merasa dirinya paling kaya, tapi atas kehendak-Nya, dalam waktu beberapa jam saja, sudah tak ternilai lagi, akibat kebakaran hebat.
Itulah, semua ini yang di dunia ini, hanya titipan. Kita dititipi, bukan untuk dimiliki tapi untuk dijaga dirawat dengan semestinya. Kita dititipi alam yang indah, hutan yang lebat, kita harus menjaganya bukan merusaknya dengan penebangan pohon secara liar.
Nafsu, ya semua itu karena nafsu. Ketidakpuasan dalam kondisi hidup membuat manusia terbawa nafsunya untuk melakukan hal yang tak semestinya dilakukan.
Bersyukur, adalah cara paling indah untuk menikmati segala karunia dan ciptaan Tuhan. Kita tak mampu membuat gunung, kita tak mampu membuat lautan, kita tak mampu membuat pulau, yang kita mampu hanyalah bagaimana semua itu, titipan itu dapat kita titipkan ke anak cucu kita, yaitu dengan selalu merawat dan menjaganya.
Terima Kasih, ya kita menerima semua ini dari Allah, dan kita wajib mengasihnya/memberikannya kepada sesama. Kita diberi fasilitas oleh-Nya untuk kita gunakan untuk membantu kita dalam mengarungi suka duka di dunia ini, dan untuk membantu kita untuk mempersiapkan di akhirat nanti.
Mari kita lebih mensyukuri nikmat yang telah diberikannya ini, meskipun kita punya sesuatu yang kita anggap itu hasil dari keringat kita, tapi yakinlah bahwa itu juga pemberian dari-Nya, tanpa kehendak-Nya kita tak mungkin dapat memiliki itu, jadi ketika kita sudah memiliki sesuatu itu, rawatlah, jagalah, jangan gunakan untuk menyombongkan diri agar dihormati oleh sesama manusia. 
Mohon maaf jika tulisan ini kurang berkenan, tulisan ini hanya untuk mengingatkan kepada diri saya sendiri dan juga semua pembaca sekalian, agar lebih mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Semoga bermanfaat.

Baca Artikel Lainnya :

1 komentar

  1. artikel yg mencerahkan..
    ada pelajaran yg mengingatkan kita bahwa semua yg kita miliki adalah titipan dariNya, maka jangan terlalu membanggakan diri dan senantiasalah bersyukur
    salam 🙂

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *