Dulu pernah kerja kantoran, ikut orang, di perusahaan web dev dengan posisi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya. Tapi akhirnya resign dan memutuskan untuk kerja di rumah secara mandiri bermodal laptop dan internet.
Keputusan itu saya ambil karena ingin bisa bekerja dengan nyaman dan bisa dengan mudah menyalurkan ide-ide yang ada. Karena saya sudah tahu kondisi dan potensi diri saya, yang memang jika bekerja ikut orang kurang cocok dan malah membuat saya tidak leluasa dalam bekerja.
Secara ketika ikut orang, semua ada batasannya, dalam hal waktu kerja, prosedur kerja, hingga pengambilan keputusan.
Otak saya itu kalau sudah bekerja tidak bisa diam, terus berpikir dan kadang punya ide-ide baru. Kalau tidak dituangkan rasanya tidak tenang. Kalau bekerja ikut orang, saya tidak bisa leluasa menuangkan ide tersebut. Selain ada potensi ditolak, kadang prosedur dan pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan.
Jadi bekerja di rumah secara mandiri adalah solusi terbaik waktu itu. Apalagi bidang pekerjaan saya memang mendukung untuk dilakukan di rumah atau dimana pun, asal ada perangkat komputer dan internet.
Ya meskipun kerja di rumah juga banyak risiko dan tantangannya, tidak seperti yang orang lain katakan, “Kamu enak kerja di rumah”.
Memangnya Bisa Kerja di Rumah itu Enak?
Bagi saya, kerja di rumah atau kerja kantoran atau kerja di lapangan itu semua sama saja. Ada plus minusnya. Dan semua itu tergantung dari pribadi masing-masing. Ada orang yang memang tidak bisa kerja di rumah setiap hari, inginnya kerja lapangan ketemu orang-orang baru.
Ada orang yang sukanya kerja di kantor yang sudah diberikan prosedur jelas dari perusahaan dan atasan, sehingga ia tinggal kerjakan perintah yang ada saja. Tidak perlu memikirkan yang lain.
Yang mengatakan kerja di rumah itu enak, mungkin sudut pandangnya adalah bisa dekat dengan keluarga setiap waktu. Kalau itu memang benar, tetapi ketika seorang pria sudah bekerja, dekat dengan keluarga itu kadang bisa jadi gangguan.
Kok bisa? Ini saya jelaskan…
Enaknya Kerja di Rumah
Saya share enaknya dulu deh, kerja di rumah itu enaknya :
1. Bisa Punya Fleksibilitas Waktu
Saya bisa memiliki kebebasan waktu bekerja. Dalam arti tidak terpaku bekerja mulai jam 08.00 sampai 17.00, atau lainnya. Tetapi bukan berarti saya bisa seenaknya juga, karena tetap saja saya punya tanggung jawab atas pekerjaan itu.
Dulu awal-awal saya memulai kerja di rumah, pekerjaan utama saya adalah jadi Full-time Blogger, mengelola website blog milik sendiri. Saya tidak ada tanggung jawab ke klien atau orang lain, karena tugas utama saya ya hanya update konten artikel blog dan melakukan optimasi blog saya sendiri. Agar blog tersebut memiliki trafik yang bagus dan tentunya akan mendapatkan penghasilan dari iklan di blog tersebut.
Sehingga waktunya bisa sangat fleksibel. Saya bisa bekerja kapan saja dan di mana saja.
Tetapi sekarang saya punya model pekerjaan lain, tidak sebagai Full-time Blogger lagi, tetapi menjadi Solopreneur dengan membangun bisnis layanan Jasa Kelola Website bernama Urusweb.
Yang artinya, sekarang saya berhubungan dengan klien-klien. Yang awalnya saya hanya mengelola website milik sendiri, sekarang saya punya tanggung jawab mengelola website orang lain (perusahaan orang). Tanggung jawab tentu lebih besar dan dari sisi waktu bekerja juga tidak bisa sefleksibel dulu.
Sekarang ini ritme waktu kerja harus mengikuti jam kerja klien saya meskipun tidak kaku. Misalnya klien saya butuh ada perbaikan di websitenya yang mendesak, maka saya harus segera melakukannya. Tidak bisa saya tunda, atau dikerjakan nanti-nanti.
2. Lebih Bebas Multi Tasking
Dengan bekerja di rumah, saya lebih bebas multi tasking, saya bisa mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya saja ketika melakukan pekerjaan update artikel untuk klien A, di lain sisi saya bisa imbangi dengan melakukan update website teknis untuk klien B yang bisa dikerjakan bebarengan. Atau mungkin saya bisa mengerjakan project pribadi saya di luar pekerjaan Urusweb, seperti update blog pribadi.
Intinya tidak ada keterikatan ruang lingkup pekerjaan.
3. Lebih Independen
Bekerja di rumah secara mandiri bisa lebih independen. Saya bisa lebih leluasa mengatur semuanya sesuai dengan kondisi saya. Misalnya saja suatu waktu di siang hari ada urusan keluarga yang penting, saya bisa tinggalkan pekerjaan kapan saja, dan bisa menggantinya pada malam hari. Tetapi tetap bisa memonitor pekerjaan melalui gadget.
Dengan tidak ada yang mengatur, artinya saya bisa dengan mudah mengatur dan menyeimbangkan semuanya sendiri. Tidak ada intervensi dari atasan.
4. Punya Banyak Waktu dengan Keluarga
Jujur saja, kehidupan bekerja di rumah sebelum punya istri, sebelum punya anak, dan setelah punya anak itu berbeda. Kalau pas zaman belum punya istri, saya mungkin lebih bebas. Paling ya dari orang tua saja yang agak banyak komen kok di depan komputer terus.
Tetapi ketika sudah punya istri kemudian punya anak, justru ini yang membuat saya harus pandai-pandai mengatur waktu.
Di lain sisi dari beruntung bisa bekerja di rumah karena bisa punya banyak waktu dengan keluarga. Saya bisa menemani anak saya mulai dari lahir sampai usia sekarang dan mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu. Akan tetapi itu semua kadang juga jadi tantangan.
5. Bisa Bebas Buat Project Apa Saja
Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, ketika ikut orang itu saya ada batasan dalam mengimplementasikan ide-ide saya. Karena memang otak saya tidak bisa diam kalau sudah berhubungan dengan pekerjaan yang saya sukai.
Punya ide A, B, C tidak bisa semuanya diimplementasikan, kalau pun bisa tidak bisa sesuai harapan.
Ketika sudah bisa bekerja sendiri di rumah, saya bisa bebas melakukannya. Ketika saya pengen melakukan A, B, C untuk pekerjaan saya, ya tinggal dilakukan saja tanpa harus menunggu persetujuan orang lain.
Mungkin itu saja beberapa enaknya kerja di rumah, sebenarnya saya sendiri juga tidak terlalu yang gimana-gimana, bagi saya kerja di rumah itu ya sama saja kerja di luar ikut orang.
Tidak Enaknya Kerja di Rumah
Banyak orang yang komen ke saya, enaknya kerja di rumah, wah duitnya gede ya kerja online di rumah itu, dan lain sebagainya. Hhm, mereka saja belum tahu bagaimana rasanya bekerja di rumah apalagi di profesi saya saat ini.
Bagi saya, semua pekerjaan itu ada plus minusnya.
1. Terlalu Santai
Terlalu santai itu tidak enak, kadang karena merasa bebas bekerja kapan saja, malah keenakan dan terlalu santai. Entah malah seharian tiduran, atau main sama anak, atau bahkan melakukan hal lain yang melalaikan kerjaan utama.
Sebenarnya ini masalah yang banyak dialami banyak orang yang kerja di rumah.
Untuk itu kalau kerja di rumah itu harus benar-benar pandai membagi waktu. Dan ini tidak mudah. Apalagi jika di rumah cuma ada istri dan anak yang masih toddler.
Kadang memang jadi lupa waktu dan sering tidur larut malam, karena siang tidak memungkinkan untuk kerja. Saya juga kadang lupa untuk berolahraga. Yang akhirnya saya membeli treadmill, supaya bisa berolahraga di rumah juga sambil mengawasi anak.
2. Diganggu Keluarga
Bisa dekat dengan keluarga itu juga bisa jadi gangguan. Ketika sudah punya anak, apalagi saat ini anak saya masih toddler, bekerja memang jadi tidak fokus. Ketika lagi fokus-fokusnya kerja, eh tiba-tiba anak datang minta ini itu (maklum masih usia 1 tahunan jadi penasarannya tinggi).
Belum lagi kalau istri lagi mau ada keperluan, pasti akan disuruh gantian momong anak.
Tapi ya namanya kerja di rumah, ini sudah risiko, dan saya juga tidak bisa menolak. Paling kalau lagi kerja terus anak main ke area kerja, saya suruh bawa ibunya ke ruang lain biar tidak ganggu dulu. Tapi kalau ibunya titip anak sebentar, misalnya mau masak atau ke kamar mandi, ya saya juga tidak bisa menolak.
Cuma memang kadang ada pekerjaan yang memang tidak bisa ditunda dulu dan butuh fokus, dan itu kadang terganggu.
3. Tidak Punya Rekan Kerja
Kerja di rumah secara mandiri itu ya tidak punya rekan kerja. Semuanya harus diselesaikan sendiri. Paling kalau ada masalah terkait teknis pekerjaan, saya tanya ke komunitas, grup Facebook, atau teman di online.
Jadi tidak ada ceritanya pas jam makan siang saya pergi keluar makan saya teman kerja.
Tapi karena saya orangnya memang suka sendiri (introvert), hal seperti ini tidak jadi masalah yang berarti.
4. Semuanya Dikerjakan Sendiri
Sebagai solopreneur di bidang IT, memang semuanya harus dikerjakan sendiri. Mulai dari menentukan konsep usaha, persiapan teknis, produksi, marketing, customer service, pembukuan, hingga pelaporan pajak, semuanya dilakukan sendiri.
Ya itulah risikonya. Mau didelegasikan ke orang lain rasanya masih belum perlu dan masih bisa dihandle sendiri.
5. Tidak Ada Hari Libur
Dengan pekerjaan saya saat ini, memang tidak ada hari libur. Hari minggu pun saya kadang gunakan untuk bekerja. Soalnya kadang hari lain (weekdays) saya tidak bekerja. Ya memang harus pintar-pintar membagi waktu itu tadi.
Yang penting hati tenang dan nyaman
Memutuskan kerja di rumah adalah pilihan sadar diri saya. Dan tentunya dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang ada. Bagi saya yang paling utama ketika bekerja adalah hati yang tenang dan rasa yang nyaman.
Saya tidak ingin pekerjaan saya menjadi beban saya setiap hari. Saya tidak ingin ketika hari Senin tiba, merasa berat untuk memulai kerja.
Saya ingin pekerjaan saya ini sebagai tempat saya bermain, melakukan hobi saya. Tak heran kalau sudah di depan komputer, saya itu betah dan kadang lupa waktu. Untungnya saja sekarang dah punya anak istri, dulu kalau pas masih lajang, bisa sampai tengah malam.
Kenyamanan dan ketenangan itu yang utama, bukan berapa penghasilannya. Karena kalau yang jadi prioritas penghasilan, saya bakal berhenti di tengah jalan. Lagi pula saya tidak mempermasalah berapa penghasilan yang didapatkan. Meskipun tentu ingin punya penghasilan yang tinggi, apalagi kebutuhan semakin banyak.
Tetapi itu bukan saya jadikan alasan utama. Karena kalau uang sudah saya jadikan alasan utama, saya pasti akan mudah stress. Akhirnya kerja tidak tenang, dan merasa apa yang sudah saya lakukan hanya sia-sia.
Tapi Alhamdulillah, selama ini ketika saya bekerja dengan hati, masalah penghasilan bisa dikatakan cukup. Apalagi ketika saya sudah punya anak dan istri, semuanya tercukupi meskipun masih banyak perjuang untuk masa depan keluarga saya.
Dan yang terpenting adalah keluarga saya khususnya istri sudah mendukung pekerjaan saya. Dari awal mau menikah, saya juga sudah menjelaskan bagaimana pekerjaan saya. Dan sepertinya istri saya malah suka saya kerja di rumah.
Semua Pekerjaan Itu Sama Saja
Jadi, buat yang mengatakan kalau kerja di rumah itu enak, ya memang enak. Tetapi tidak seenak yang dibayangkan orang lain. Karena tetap saja kerja di rumah itu ada kelebihan dan kekurangannya. Semua pekerjaan itu baik yang dilakukan di rumah atau di kantor atau dimanapun, semuanya sama saja.
Kuncinya bukan di mana bekerja, tetapi bagaimana hati kamu ketika bekerja.
Kerja di rumah tetapi hati tidak tenang dan nyaman, ya sama saja. Tetapi kerja di kantor atau mungkin bahkan di perantauan tetapi kalau hatinya nyaman, tenang, keluarga mendukung, itu semua insya Allah akan berkah buat keluarga.
Mari kita hargai semua pekerjaan, karena apapun pekerjaannya, semua itu ada perjuangan orang-orang untuk menghidupi keluarganya. Tetap Semangat dan Terus Berjuang.
Langganan artikel terbaru dari blog saya langsung ke email kamu