[Pengakuan] Alasan Tidak Menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah

Dikategorikan dalam Edukasi
Tidak Lulus Kuliah

Tidak banyak yang tahu kalau saya sebenarnya tidak menyelesaikan Tugas Akhir kuliah saya dulu. Sehingga saya tidak pernah wisuda, tidak punya ijazah dan tidak bergelar A.Md. Bukan karena malas mengerjakannya, tetapi saya punya alasan tersendiri. Bahkan alasannya tidak hanya satu. Tetapi di pengakuan kali ini saya akan jelaskan salah satu alasannya saja!

Apakah Anda siap membacanya? Jika siap, silakan buka pola pikir Anda agar bisa menerima pola pikir orang yang berbeda. 🙂

Latar Belakang Pendidikan

Dulu saya kuliah di sebuah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) di Kota Solo, masuk di tahun 2009. Waktu itu saya mengambil Jurusan Teknik Informatika untuk jenjang D3. Maka dari itu di akhir semester yang dikerjakan adalah Tugas Akhir (TA), bukan Skripsi. Ya meskipun sebenarnya isinya ya hampir sama.

Selama kuliah, dari semester awal hingga akhir, saya termasuk mahasiswa yang tidak bodoh. Meskipun baru punya laptop (komputer) pas masuk kuliah, tetapi pemahaman saya tentang pengoperasian dan ilmu yang saya pelajari cukup cepat dibanding teman mahasiswa yang lain. #SombongAmat

Mungkin karena saya memang sudah tertarik di bidang ini. Sekadar informasi, selama SMA saya sudah tertarik dengan dunia komputer khususnya internet. Waktu SMA saya sudah belajar membuat blog, meskipun dilakukan di warnet (warung internet), karena di rumah tidak punya komputer.

Yang saya sukai waktu kuliah adalah mata kuliah di bidang pemrograman. Di bidang ini logika berpikir sangat diasah. Dan itu yang membuat saya semakin suka.

Di Jurusan TI yang diajarkan adalah bidang pemrograman, hardware (perangkat keras), multimedia, dan jaringan komputer. Saya waktu kuliah, masalah hardware dan jaringan komputer susah memahaminya. Mungkin karena saya tidak terlalu suka bidang ini.

Karena di kampus saya waktu itu tidak ada penjurusan, saya secara pribadi memutuskan untuk fokus di bidang pemrograman. Dan lebih fokus lagi di pemrograman web.

Jadi kalau sekarang ini ada orang yang minta bantuan buat benerin komputer (perangkat kerasnya) saya tidak tahu, ya kalau yang ringan-ringan bisa, seperti masang harddisk atau RAM. Tapi kalau sudah rusak parah, saya angkat tangan dan lebih baik diserahkan ke ahlinya.

Beda lagi kalau ada orang mau dibuatkan website, saya bisa. Soalnya ini bidang saya.

Ini edukasi juga buat semua, orang yang kuliah di jurusan IT tidak selamanya bisa mengatasi semua permasalahan pada komputer. Karena bidang IT itu luas, masih ada sub-subnya lagi. Jadi sebelum minta tolong, pastikan tanya spesialisnya di bidang apa.

Kesimpulannya, saya sangat menyukai jurusan ini dan memfokuskan diri untuk mempelajari ilmu yang berkaitan dengan website.

Karena menurut saya,

“Lebih baik bisa di satu bidang tapi jadi expert, daripada bisa di semua bidang tapi cuma setengah-setengah.”

Sempat Mengambil Tugas Akhir

Waktu itu saya menyelesaikan semua SKS dan akhirnya sampai di momen mengambil Tugas Akhir. Saya lupa judul TA-nya dulu, tetapi intinya membuat sistem test TOEFL berbasis web untuk sebuah lembaga.

Saya sudah kerjakan sampai Bab 2 dan sedang berjalan mengerjakan Bab 3, waktu itu.

Di perjalanan sampai pertengahan Bab 3 itu ya seperti mahasiswa pada umumnya. Kadang sulit menemui dosen pembimbing, banyak revisi, dan kadang bingung mau ngerjainnya.

Karena sebenarnya saya setengah hati mengambil Tugas Akhir. Di dalam hati saya sebenarnya tidak mau mengambil Tugas Akhir ini. Menurut saya buang-buang waktu.

[Sebelum tak lanjutnya, tolong digarisbawahi kalau ini berdasarkan sudut pandang saya.]

Kenapa kok menurut saya buang-buang waktu?

Karena saya sudah punya tujuan setelah saya selesai kuliah.

Inilah alasan saya mengapa tidak menyelesaikan Tugas Akhir.

Ya, saya sudah punya tujuan kalau setelah selesai kuliah saya ingin bekerja secara mandiri, bukan bekerja ikut orang yang harus melamar kerja dan melampirkan ijazah.

Ingin Bekerja Secara Mandiri

Keinginan saya untuk bekerja secara mandiri sebenarnya sudah terbangun sejak semester-semester akhir kuliah. Hal ini tidak terlepas dari bidang yang saya fokuskan untuk dipelajari, yaitu ilmu website.

Karena waktu itu aktivitas mengelola blog semakin terasah dan diimbangi ilmu tentang website yang saya pelajari sendiri (di kuliah tidak diajarkan secara mendalam), saya jadi punya keyakinan dan harapan kalau di masa yang akan datang dunia website dan internet akan sangat berkembang.

Di waktu itu mungkin belum seperti sekarang, tetapi saya bisa merasakan peluang itu. Yang akhirnya itu membuat saya memiliki tujuan untuk bekerja secara mandiri.

Mengapa kok kerja secara mandiri? Bukannya kalau ikut orang juga bisa?

Ya karena saya juga menyukai bidang entrepreneurship. Apalagi waktu itu dengan internet dan website saya bisa menghasilkan uang, meskipun tidak banyak. Jadi hal-hal kecil itulah yang semakin membulatkan tekad saya untuk bekerja secara mandiri.

Dengan bekerja secara mandiri, saya juga bisa bebas dalam melakukan banyak hal di pekerjaan saya. Selain itu saya juga tidak suka bekerja yang terikat oleh waktu dan tempat.

Saya sendiri pernah mencoba bekerja di kantor web dev, tetapi ya tidak betah dengan sistem kerja kantoran. Jadi paling bener saya bekerja secara mandiri saja. Toh dengan adanya internet saya tetap bisa terhubung ke mana saja.

Peluang yang Jadi Kenyataan

Dulu saya melihat peluang kalau website dan internet akan semakin berjaya di beberapa tahun ke depan. Dan sekarang bisa kita lihat sendiri, internet dan website sudah mempengaruhi banyak gaya hidup manusia.

Bahkan sekarang ini orang yang bekerja secara mandiri dan di rumah semakin banyak.

Di internet kita bisa menemukan banyak hal. Bahkan sekarang ini banyak profesi pekerjaan baru muncul gara-gara internet.

Ijazah Tidak Penting?

Untuk kasus saya sendiri, ijazah memang saya anggap tidak penting untuk diri saya. Bagi saya yang penting adalah ilmu yang telah saya dapatkan selama kuliah. Baik ilmu yang diberikan oleh dosen, maupun ilmu yang saya pelajari sendiri dari luar.

Ijazah itu hanya sebatas tanda bukti kalau kita pernah belajar di bidang ini, jenjang ini. Dan itu bukti yang perlu diinformasikan kepada orang yang akan mempekerjakan kita.

Lha kalau saya saja sudah punya tujuan untuk tidak melamar kerja dan ingin kerja secara mandiri, mengapa saya harus berpusing-pusing menyelesaikan Tugas Akhir?

Bagi saya lebih penting bisa bekerja sesuai jurusan atau bidang yang dipelajari selama kuliah, daripada punya ijazah tetapi tidak bekerja dibidangnya. Ini untuk kasus saya sendiri lho ya. Saya merasa bangga kalau saya bisa bekerja sesuai dengan ilmu yang saya pelajari, meskipun tidak punya tanda buktinya. Yang penting bisa menghasilkan duit. 😀

Dan perlu diketahui, sekarang ini sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang merekrut karyawan tanpa harus melampirkan ijazah. Mereka mencari kandidat yang punya keterampilan.

Pesan untuk yang Sedang Kuliah

Banyak yang bilang sekarang mencari kerja sulit, padahal sudah punya ijazah.

Benarkah mencari kerja sulit? Bukankah kalau kita buka situs lowongan kerja seperti Jobstreet.co.id, Indeed.com, LinkedIn, dll banyak lowongan kerja yang tersedia dari berbagai profesi?

Atau jangan-jangan sulit cari kerja karena kitanya saja yang membatasi kemampuan diri.

Untuk itu yang masih kuliah, mumpung belum lulus, ayo luruskan niat. Apalagi yang merasa salah jurusan, wah itu kalau niatnya tidak diluruskan bakal berat pas udah lulus. Karena minat itu mempengaruhi apa yang sedang kita pelajari.

Luruskan niat buat belajar sungguh-sungguh, cari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Jangan hanya mengandalkan ilmu yang diberikan dari dosen. Carilah ilmu di luar supaya wawasan tentang kebutuhan kerja juga selalu up to date.

Dan usahakan untuk fokus di satu bidang. Jadilah spesialis dan seorang expert. Karena menjadi expert itu akan lebih bernilai daripada yang biasa.

Coba bandingkan dokter umum dengan dokter spesialis, kira-kira gajinya lebih banyak mana?

Spesialis di satu bidang itu juga memudahkan kita untuk belajar.

Lalu, jangan hanya fokus untuk hari ini, tetapi lihatlah peluang di masa yang akan datang. Untuk bisa melihat peluang, maka harus fokus di satu bidang.

Yang terakhir, tentukan tujuan setelah selesai kuliah. Perjelas tujuan itu dan yakini kalau kamu bisa melakukannya. Supaya setelah selesai kuliah tidak ngawang mau ngapain.

Semoga pengakuan ini bisa diambil hikmahnya. Mohon maaf kalau mungkin tidak sejalan dengan pola pikir kebanyakan orang. 🙂 Salam Sukses!

Diterbitkan
Dikategorikan dalam Edukasi

Baca Artikel Lainnya :

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *