Ini Dia Alasan Mengapa Koki Rata-Rata Kaum Pria

Dikategorikan dalam Informasi
Chef salad

“Pria lebih berani mencoba tantangan untuk menghasilkan masakan yang benar-benar membanggakan.”

Masak memasak identik dengan kaum hawa, eh apa iya, ya mungkin karena kalau dirumah yang bertugas untuk memanage masakan adalah seorang ibu. Jadi identiklah dengan kaum hawa.

Tapi, yuk kita lihat. Lihat kemana? Kesini dong, coba lihat direstoran-restoran baik yang restoran mewah maupun pinggir jalan, baik yang kursi maupun lesehan pinggir jalan. Pasti kalian menemukan rata-rata yang memasak atau kokinya adalah kaum pria. Dan kalian pasti juga sudah tau, kalau Chef-Chef terkenal di Indonesia juga banyak yang pria. Apakah itu kebetulan? Tidak, itu bukan kebetulan tapi memang proses dan keberanian.

Kalau dulu ada pria yang memasak lantas dipandang sebelah mata dan dinilai negatif, sekarang justru sebaliknya. Bahkan kaum hawa pun kalah dalam hal masak memasak dengan kaum adam.

Bukan maksud untuk membeda-bedakan atau memojokkan suatu gender, tapi ini adalah fakta yang unik. Seorang pria justru lebih sukses dalam mengolah masakan-masakan dan mampu membuat masakan dengan menu-menu yang baru.

Ini bukan kebetulan tapi ini memang ada alasannya, lalu apa alasannya? Mari kita cari alasannya :

1. Berani Mencoba

Pria berani mencoba, meskipun tidak semua pria berani mencoba. Berani mencoba disini adalah berani berkreasi dan memadukan unsur-unsur bumbu dalam masakan. Ia tidak takut nanti rasanya tidak enak atau kurang ini itu, yang penting ia selalu mencoba dengan prioritas. Jadi tidak asal mencoba, tapi juga pakai prioritas.

Sedangkan perempuan, untuk mencoba masih kurang berani. Kurang berani mengeksplore bumbu-bumbu. Ia lebih condong mengikuti resep yang sudah ada. Penuh pertimbangan. Karena mungkin adanya beban mental, kalau wanita harus pintar masak. Alhasil beban itu menjalar ke dalam proses masak memasak.

2. Menyukai Tantangan

Sebagian besar pria, memasak adalah sebuah tantangan. Memasak tidak hanya sekedar meramu bumbu-bumbu bahan-bahan ke dalam sebuah wajan lantas menjadi hidangan, tetapi sebuah proses yang benar-benar penuh dengan tantangan. Ia tidak tahu nanti hasilnya seperti apa, yang ia tahu hanya prosesnya dan dengan keberanian seperti point pertama tadi.

Dan untuk perempuan, memasak adalah sebuah kewajiban, lagi-lagi ini adalah adanya faktor “identik” seperti di atas. Perempuan itu Tukang Masak di dapur. Bayang-bayang itu membuat beban mental tersendiri bagi perempuan. Sehingga ia tak mau mengambil resiko, dan memasak dianggapnya hal yang biasa. Sehingga dalam memasaknya pun juga biasa saja.

Lalu apa lagi alasanya mengapa koki rata-rata kaum pria? aku memberi kesempatan kepada kalian semua untuk memberikan alasannya. Silahkan berikan alasan kalian melalui komentar di bawah ini.

Diterbitkan
Dikategorikan dalam Informasi

Baca Artikel Lainnya :

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *