Dan Lebih Baik Menjalani Apa Yang Kita Sukai, Daripada…

Dikategorikan dalam Motivasi

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita pasti akan dihadapkan dengan berbagai pilihan. Sebagai manusia yang memiliki tujuan, tentu kita harus hati-hati dalam memutuskan sebuah pilihan. Apalagi di jaman sekarang ini yang serba dengan kamuflasenya. Hal buruk bisa dikemas dengan cara baik, begitu juga sebaliknya.

VIRMANSYAH ID

“Dan lebih baik menjalani apa yang kita sukai, daripada mengerjakan apa yang kita paksakan.”

Agak mending jika pilihan-pilihan itu tidak berpengaruh bagi kehidupan kita, tapi jika pilihan-pilihan tersebut adalah pilihan yang berpengaruh? Pasti kita akan sulit untuk memutuskan.

Quote saya di atas merupakan representasi dari masalah ini. Bahwa menurut saya ketika kita sedang menghadapi sebuah pilihan, lebih baik memilih yang kita sukai.

Yang Disukai Melekat Dihati

Saya memilih pilihan yang saya sukai karena saya yakin itu muncul dari hati. Dengan melakukan sesuatu yang dilakukan dari hati, kita akan lebih enjoy dan nyaman ketika melakukannya. Beda dengan kita memilih sesuatu yang kita paksakan, pasti hasilnya pun juga tidak maksimal. Karena hati kita diam-diam tidak rela melakukan itu dan biasanya melakukan yang dilakukan karena paksaan itu hanya ditujuan untuk kebutuhan duniawi saja.

Salah satu kasus yang pernah saya alami adalah ketika saya memilih sebuah pekerjaan. Akhir tahun kemarin saya masih berstatus menjadi karyawan di sebuah software house di Solo. Bidang yang saya lakukan itupun sebenarnya passion saya, tetapi saya memutuskan untuk resign.

Alasannya adalah karena ada berbagai pertimbangan, salah satunya adalah kemantapan hati. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih resign dan beralih bekerja secara mandiri mengelola media online.

Ketika memilih itupun saya sebenarnya sulit. Apakah saya harus stay bekerja di sana atau saya resign. Dan apakah setelah resign saya pindah ke perusahaan lain atau bekerja secara mandiri.

Baca juga: Resign Itu Bukan Hal Buruk

Dan pada akhirnya setelah menimbang berdasarkan kadar “suka” atau “tidak“, saya memilih bekerja secara mandiri.

Pilihan itu adalah bisikan dari hati yang saya yakin akan ada tepat dalam di kemudian hari.

Dan faktanya adalah memang benar. Saya pun semakin saya semakin menikmati pekerjaan ini, dan alhamdulillah dari segi finansial hasilnya lebih besar dari pekerjaan saya sebelumnya. Ini bukan bermaksud untuk membandingkan, tetapi ini hanyalah sebuah bukti bahwa dalam memutuskan pilihan-pilihan yang sulit ada kalanya kita harus berkata pada hati nurani kita.

Hati Nurani vs Akal Pikiran

Apa yang dikatakan hati nurani kadang bertentangan dengan akal pikiran. Dan perlu kita sadari, pilihan itu muncul memang karena dua hal ini yakni keinginan hati dan keinginan akal pikiran.

Lalu mana yang kita pilih?

Sesuai dengan apa yang telah saya tulis di atas, pilihlah yang sesuai dengan kata hati kita. Tapi….kita juga jangan mengesampingkan akal pikiran.

Gunakan akal pikiran bukan untuk memutuskan tetapi untuk mendukung keputusan tersebut. Karena keputusan yang didasari oleh kata hati biasanya akan sulit diterima oleh orang lain. Untuk itu disinilah peran akal pikiran yang bisa membantu menerjemahkan keputusan kita agar bisa diterima oleh orang lain melalui penalaran dari representasi hati kita.

Suara Hati Adalah Suara Kejujuran

Bagi saya suara hati adalah suara kejujuran. Kita dituntut jujur kepada diri kita sendiri. Melakukan sesuatu yang kita sukai berdasarkan kata hati akan berdampak pada tindakan yang positif. Kita tidak khawatir akan bahaya yang akan datang di depan kita. Karena jika sudah memilih berdasarkan kata hati biasanya kita sudah memiliki keyakinan dan prinsip yang kuat.

Beda jika memilih berdasarkan akal pikiran. Pasti akan timbul penalaran-penalaran yang justru bisa membuat kita berhenti melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Postingan ini hanyalah sekedar sharing semata bukan bermaksud apa-apa. Karena bagi saya memilih sebuah pilihan itu akan berdampak pada kesehatan jiwa dan raga kita.

Semoga kita selalu mendapatkan petunjuk-NYA atas apa-apa yang tengah kita hadapi hari ini untuk kemudian hari.

Diterbitkan
Dikategorikan dalam Motivasi

Baca Artikel Lainnya :

8 komentar

  1. Sepakat..!
    Suara hati adalah suara yg paling jujur. 🙂
    Salam hangat dari Bondowoso.

  2. Setuju banget, Mas. Memang akhirnya hati nurani lah yang biasanya paling bikin nyaman melakukan apapun.

  3. emang bener, kata hati itu menurut saya merupakan pertolongan Allah….
    Sampai saat ini sayapun mnasih berharap bisa melaksaakan pekerjaan yang saya sukai, melalui pekerjaan saat ini…

    salam kenal dari http://www.aprikull.blogspot.co.id

  4. karena kalau kita mengerjakan sesuatu yang kita sukai itu pasti dengan sepenuh hati ya 🙂

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *